Sejumlah laporan menunjukkan bahwa petir bisa memicu terbentuknya "tato" pada kulit manusia. Ini langka.
Salah satu kasus pernah menimpa seorang pria berusia 54 tahun, dilaporkan di New England Journal of Medicine pada tahun 2000.
Pria
yang tersambar petir itu awalnya mengalami shock dan masuk ruang gawat
darurat. Setelah keluar, ia menjumpai adanya pola urat daun pada lengan,
punggung, dan kakinya. Tanda itu hilang setelah dua hari.
Dilaporkan
situs IFLScience.com, Selasa (3/6/2014), pola urat daun yang terbentuk
itu disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kapiler akibat listrik dari
petir.
Pola urat daun yang terbentuk akibat petir
sering disebut lightning flowers atau skin feathering. Dalam istilah
medis, pola itu disebut aborescent erythema atau tanda keraunographic.
Munculnya pola urat daun akibat sambaran petir juga pernah dijumpai pada Winston Kemp. Ia tersambar petir pada tahun 2011.
Kemp
awalnya tak sadar bahwa dirinya tersambar petir. Hingga satu jam
kemudian ketika masuk ke ruangan, ia menjumpai pola urat daun di
lengannya. Pola itu terus menipis seiring waktu, tetapi bertahan hingga
satu bulan.
Pola urat daun yang dijumpai pada kulit manusia yang tersambar petir sering juga disebut "Lichtenberg".
Sebutan
itu didasarkan pada hasil eksperimen fisikawan Jerman, Georg
Lichtenberg, pada tahun 1777. Ia melewatkan listrik tegangan tinggi pada
permukaan yang datar atau pada isolator. Pola mirip urat daun pun
dihasilkan.
"Tato" akibat petir itu memang terlihat
keren, tetapi jangan coba-coba memilikinya. Petir sangat berbahaya dan
kejadian terbentuknya lightning flowering itu juga tergolong langka.
Agen bola terpercaya , agen togel, judi online , deposit cepat , withdraw lancar , SBO , IBC , casino , Agen Bola Tercepat.
No comments:
Post a Comment